JUDUL HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS BANGUNTAPAN I
ABTRAKSI

Latar Belakang: Keinginan wanita untuk bekerja mengalami peningkatan termasuk wanita yang mempunyai bayi. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan mempunyai banyak manfaat terutama untuk kesehatan bayi. Bagi ibu-ibu yang harus bekerja setelah habis masa cuti melahirkan mengalami kesulitan dalam pemberian ASI eksklusif. Permasalahan yang utama adalah faktor sosial budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung PP-ASI, gencarnya promosi susu formula dan ibu bekerja (Arimurti, 2007). Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2003, pekerja di Indonesia mencapai 100.316.007 dimana 64,63% pekerja laki-laki dan 35,37% pekerja wanita. Wanita yang bekerja sesungguhnya merupakan arus utama di banyak industri. Mereka diperlakukan sama dari beberapa segi, hanya dari segi riwayat kesehatan mereka seharusnya diperlakukan berbeda dengan laki-laki dalam hal pelayanan kesehatan. Pekerja wanita dituntut untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas kerja secara maksimal, tanpa mengabaikan kodratnya sebagai wanita (DEPKES RI, 2010). Dari beberapa penelitian dilaporkan sangat sedikit ibu yang tetap memberikan ASI setelah mereka kembali bekerja. Bekerja seharusnya bukan alasan bagi ibu untuk tidak memberikan ASI eksklusif.

Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status pekerjaan dengan pemberikan ASI eksklusif pada bayi di wilayah puskesmas Banguntapan I

Metode Penelitian: Jenis penelitian analitik dengan rancangan case control. Pengumpulan data dilakukan di Posyandu Wilayah Puskesmas Banguntapan I. Populasi adalah ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan. Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Jumlah sampel adalah 17 ibu bekerja dan 28 ibu tidak bekerja. Uji hipotesis menggunakan chi-square dengan p < 0.05 dan Confidence Interval 95%.

Hasil Penelitian: Proporsi ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif pada ibu yang bekerja adalah 61,9 %, dengan risiko 8,125 kali dibandingkan ibu yang tidak bekerja (OR: 8,125; CI 95%: 2,027-32,574).

Kesimpulan: Ibu yang bekerja lebih berisiko untuk tidak memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja.

Kata Kunci: Status pekerjaan, pemberian, ASI eksklusif

PENULIS Amala Hafsah, Tri Prabowo, Kusmayra Ambarwati
TAHUN 2013
KATEGORI KARYA ILMIAH
LAMPIRAN
NAMA FILE NAVIGASI
Cover LIHAT
Persetujuan Pembimbing LIHAT
Lembar Pengesahan LIHAT
Abstract LIHAT
Intisari LIHAT
BAB I LIHAT
BAB II LIHAT
BAB III LIHAT
BAB IV LIHAT
BAB V LIHAT
Daftar Pustaka LIHAT
Lampiran LIHAT
t