Latar Belakang: Pendidikan kesehatan tentang menggosok gigi merupakan pemberian pendidikan kepada peserta didik agar dapat tumbuh kembang fisik, mental dan sosial. Prilaku penduduk yang berkaitan dengan kebiasaan menggosok gigi di daerah Yogyakarta umur 10 tahun 90,7% mempunyai kebiasaan menggosok gigi pada waktu mandi pagi, 12,6% setelah makan dan 28,7% pada waktu sebelum tidur malam. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahun dan kesadaran masyarakat. Studi pendahuluan yang dilakukan SD Piyungan diketahui bahwa 92 siswa kelas IV belum pernah mendapat pendidikan kesehatan tangan menggosok gigi.

Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan pendidikan kesehatan melalui metode ceramah dan audio visual terhadap tingkat pengetahuan menggosok gigi di SD Piyungan.

Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian Quasi Experimental dengan menggunakan rancangan pre test and post test control group design. Objek pada penelitian ini adalah siswa SD kelas IV Piyungan. Pengambilan sampel menggunakan tekhnik total sampling dengan jumlah responden sebanyak 92 siswa dan analisis data yang digunakan uji Paired Samples t-test dikatakan bermakna apabila p value < 0,05.

Hasil: Hasil kategorisasi tentang menggosok gigi pada kelompok perlakuan pretest mayoritas masuk dalam kategori kurang 45,7%. Setelah dilakukan posstest responden mengalami peningkatan dikatagori baik 13% mencapai 23,9%. Sedangkan pada kelompok pembanding terjadi peningkatan pengetahuan dari prettest dengan katagori baik 8,7% mencapai 13% dan mengalami penurunan pada katagori kurang dari 56,5% mencapai 37%. Maka disimpulkan bahwa ada perbedaan menggosok gigi pre-test sebelum dan post-test sesudah pemberian penyuluhan dengan hasil uji Paired Samples t-test menunjukkan bahwa nilai sig. (p) sebesar 0,000.

Kesimpulan: Ada perbedaan tingkat pengetahuan siswa SD Piyungan, sebelum dan setelah diberikan metode ceramah dan audio visual.

Kata kunci: Pendidikan kesehatan, menggosok gigi.