Permasalahan status gizi balita masih menjadi perhatian khusus di berbagai Negara terutama masalah stunting. Stunting adalah keadaan dimana anak mempunyai tinggi badan lebih pendek dibanding dengan anak seusianya. Selain itu anak dengan stunting mempunyai beberapa ciri lain seperti; pertumbuhan melambat, performa kognitif buruk, tanda pubertas terlambat, menjadi pendiam pada umur 8-10 tahun, dan wajah tampak muda dari usianya. Stunting memiliki dampak berupa gangguan pertumbuhan fisik, gangguan perkembangan otak, dan gangguan metabolisme tubuh yang dalam jangka panjang dapat menurunkan kemampuan kognitif serta kekebalan tubuh seseorang. Tujuan dari penelitian ini yaitu, mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang gizi balita dengan status gizi balita berdasarkan indeks tinggi badan menurut umur. Penelitian ini merupakan penelitian observasional korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel dari penelitian ini berjumlah 49 orang ibu yang mempunyai balita berusia 25-59 bulan dan terdaftar di Posyandu Desa Padas. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tingkat pengetahuan ibu tentang gizi balita. Penggunaan uji statistik pada penelitian ini menggunakan kendall’s tau_b, yang didapatkan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,149. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel tingkat pengetahuan ibu tentang gizi balita dengan status gizi balita berdasarkan indeks TB/U tidak signifikan. Tidak terbuktinya hipotesis yang diajukan peneliti kemungkinan disebabkan oleh keterbatasan peneliti dalam mengontrol faktor pengganggu. Faktor-faktor pengganggu yang tidak bisa dikontrol oleh peneliti diantaranya; informasi/media massa, pengalaman, asupan makanan balita, terbatasnya jumlah responden, pemilihan kuesioner yang kurang tepat serta faktor waktu luang ibu yang tidak diteliti oleh peneliti.

Kata kunci : status gizi balita, pengetahuan ibu